Analisis break even point adalah suatu teknik
analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel,
keuntungan dan volume kegiatan. Oleh karena analisis tersebut mempelajari hubungan
antara biaya keuntungan – volume kegiatan, maka analisis tersebut sering pula
disebut cost, volume, profit (CPV) analysis (Handono Mardiyanto, 2009 :
87).
Untuk
lebih jelasnya, saya kutip dari beberapa pendapat :
1. Titik impas
adalah dimana hasil penjualan (revenue)
yang diperoleh perusahaan hanya mampu menutup biaya operasional, dalam hal ini
perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak mengalami keuntungan (Hendra S.
Raharjaputra, 2009 : 128).
2. Analisis
titik impas adalah suatu cara untuk mengetahui berapa volume penjualan minimum
agar suatu usaha tidak mengalami rugi, tetapi juga tidak memperoleh laba (dengan
kata lain sama dengan nol), (Mulyadi, 1993 : 230).
3. Titik impas
adalah dimana jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama, akan diperoleh
bilamana volume penjualan berada dititik impas, sedangkan rugi bersih diderita
seandainya volume penjualan berposisi dibawah titik impas (Henry Simamora, 1999
: 163).
4. Break even
point adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam kondisi tidak mendapatkan
laba atau menderita rugi (Mas’ud Machfoedz, 1996 : 296).
Maka, break even point dapat diartikan suatu keadaan
dimana dalam operasi perusahaan, tidak memperoleh laba dan tidak menderita
kerugian (total revenue= total cost) (Drs. Sumita, 1981). Apabila perusahaan
hanya mempunyai biaya variabel saja, maka tidak akan muncul masalah break – even
dalam perusahaan tersebut. Masalah break – even baru muncul apabila suatu
perusahaan di samping mempunyai biaya variabel juga mempunyai biaya tetap. Besarnya
biaya variabel secara totalitas akan berubah – ubah sesuai dengan perubahan
volume produksi, sedangkan besarnya
biaya tetap secara totalitas tidak mengalami perubahan meskipun ada perubahan
volume produksi (Dr. Bambang Riyanto, 1999 : 359).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar