PaRa PengUnJung

Rabu, 16 Januari 2013

Strategi Pemasaran


Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Oleh karena itu, strategi pemasaran didefinisikan sebagai analisis, strategi pengembangan dan pelaksanaan kegiatan dalam pemilihan strategi pasar sasaran produk pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan pemasaran, dan pengembangan, pelaksanaan serta pengelolaan strategi program pemasaran penentuan posisi pasar yang dirancang untuk memenuhi keinginan konsumen pasar sasaran.
     Faktor situsional dan persaingan yang harus dihadapi organisasi menjadi perhatian dalam pemilihan strategi pemasaran. Sebagai contoh, sewaktu manajemen mengembangkan strategi untuk memasuki pasar baru dapat dimanfaatkan dan permasalahan strategi dan pedoman strategi untuk memasuki pasar baru.
     Menurut Husein Umar (2003:57), perilaku konsumen terhadap suatu objek sangat dipengaruhi oleh keyakinan seseorang pada suatu produk.
     Oleh sebab itu, dibutuhkan mekanisme yang yang dapat mengkoordinasi program– program itu sejalan dan terintegrasi dengan sinergestik. Mekanisme ini disebut strategi pemasaran.

SWOT


     Analisis lingkungan internal merupakan semua macam manajemen fungsional: pemasaran, keuangan, operasional, sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, system informasi manajemen dan budaya perusahaan (Corporate culture). Dari penugasan faktor internal perusahaan dapat mengidentifikasikan kekuatan (Strenght) dan kelemahan (Weaknesses) yang dimiliki.
     Analisis lingkungan eksternal merupakan lingkungan bisnis yang melingkupi operasi perusahaan yang dapat menimbulkan adanya peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) bisnis. Secara umum, sebuah unit bisnis harus memantau gaya lingkungan makro yang penting (demografis ekonomi, teknologi, politik-legal dan sosial budaya) dan pelaku lingkungan makro (pelanggan, pesaing, distributor dan pemasok) yang mempengaruhi kemampuannya untuk mendapatkan laba.
     Salah satu tujuan utama dari pemantauan lingkungan adalah mengenali peluang pasar baru. Peluang besar adalah bidang kebutuhan atau minat potensial pembeli yang bisa dijalankan secara menguntungkan oleh perusahaan. Peluang bisa muncul dalam bentuk dan pemasar harus terampil untuk mengenalinya.
     Beberapa perkembangan dilingkungan eksternal menimbulkan ancaman. Ancaman lingkungan adalah tantangan yang muncul dari kecendrungan atau perkembangan yang tidak diinginkan, yang menimbulkan pengurangan penjualan atau laba, jika tidak ada tindakan pemasaran bertahan.
     Empat hasil yang diperoleh sebagai berikut :
·         Bisnis ideal, memiliki peluang utama yang besar dan ancaman utama yang kecil.
·         Bisnis spekulatif, baik peluang maupun ancaman utamanya besar.
·         Bisnis dewasa, baik peluang maupun ancaman utamanya kecil.
·         Bisnis bermasalah, memiliki peluang yang kecil dan ancaman yang besar.
     Dengan kata lain perusahaan akan mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan ketika kekuatan perusahaan melebihi kelemahan yang dimiliki. Oleh karena itu, perusahaan tersebut mampu mengeksploitasi peluang bisnis yang ada meminimalkan ancaman bisnis yang mengelilinginya. Hal inilah yang disebut sebagai analisis SWOT (Strenght, Weaknesses, Opportunities, Threats).

Strategi Pemasaran


Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Oleh karena itu, strategi pemasaran didefinisikan sebagai analisis, strategi pengembangan dan pelaksanaan kegiatan dalam pemilihan strategi pasar sasaran produk pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan pemasaran, dan pengembangan, pelaksanaan serta pengelolaan strategi program pemasaran penentuan posisi pasar yang dirancang untuk memenuhi keinginan konsumen pasar sasaran.
     Faktor situsional dan persaingan yang harus dihadapi organisasi menjadi perhatian dalam pemilihan strategi pemasaran. Sebagai contoh, sewaktu manajemen mengembangkan strategi untuk memasuki pasar baru dapat dimanfaatkan dan permasalahan strategi dan pedoman strategi untuk memasuki pasar baru.
     Menurut Husein Umar (2003:57), perilaku konsumen terhadap suatu objek sangat dipengaruhi oleh keyakinan seseorang pada suatu produk.
     Oleh sebab itu, dibutuhkan mekanisme yang yang dapat mengkoordinasi program– program itu sejalan dan terintegrasi dengan sinergestik. Mekanisme ini disebut strategi pemasaran.

Pemasaran


     Apa sebenarnya arti pemasaran? Banyak juga yang menduga pemasaran hanya penjualan dan periklanan. Walaupun penting, penjualan dan periklanan hanya dua dari banyak fungsi pemasaran. Oleh karena itu, perusahaan wajib berusaha memahami dan memuaskan kebutuhan pelanggan.
     Sebelum membahas mengenai pengertian manajemen pemasaran, terlebih dahulu perlu diketahui apa yang di maksud pemasaran. Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,  mempromosikan, dan mendistribusikan barang atau  jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli (konsumen) yang ada maupun pembeli potensial.
     Jadi dapatlah dikatakan bahwa pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang atau jasa kepada kelompok pembeli. Kegiatan – kegiatan  tersebut beroperasi didalam suatu lingkungan yang dibatasi oleh sumber – sumber dari perusahaan itu sendiri, peraturan-peraturan maupun konsekuensi sosial dari perusahaan. Pada umumnya dalam pemasaran perusahaan berusaha menghasilkan laba dari penjualan dan jasa yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pembeli. Selain itu, pemasaran juga dilakukan untuk mengembangkan, mempromosikan, dan mendistribusikan program – program dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
     Definisi manajemen pemasaran menurut Philip Kotler (2002:9) adalah suatu proses sosial uang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
     Definisi manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penentapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran – sasaran individu dan organisasi. Manajemen pemasaran tidak saja menyangkut pencarian dan peningkatan permintaan, tetapi juga menyangkut pengubahan atau bahkan pengurangannya.
     Kegiatan pemasaran dulunya hanya dikenal dengan kegiatan distribusi dari penjualan. Sekarang, menjadi luas yaitu sebagaimana cara produsen menarik keuntungan yang baik tidaklah cukup dengan menghasilkan produk yang baik, melainkan juga bagaiman memasarkan produk tersebut. Oleh karena itu kegiatan pemasaran sekarang menjadi suatu kegiatan kompleks. Untuk itu suatu perusahaan yang ingin maju didalam usahanya harus memahami masalah pemasaran.
     Jadi, manajemen pemasaran bertugas mempengaruhi tingkat, waktu, dan komposisi permintaan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya. Manajemen pemasaran pada intinya adalah manajemen permintaaan.
     Tugas pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan.

Pengertian BEP


Analisis break even point adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Oleh karena analisis tersebut mempelajari hubungan antara biaya keuntungan – volume kegiatan, maka analisis tersebut sering pula disebut cost, volume, profit (CPV) analysis (Handono Mardiyanto, 2009 : 87).
Untuk lebih jelasnya, saya kutip dari beberapa pendapat :
1.  Titik impas adalah dimana hasil penjualan (revenue) yang diperoleh perusahaan hanya mampu menutup biaya operasional, dalam hal ini perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak mengalami keuntungan (Hendra S. Raharjaputra, 2009 : 128).
2.  Analisis titik impas adalah suatu cara untuk mengetahui berapa volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak mengalami rugi, tetapi juga tidak memperoleh laba (dengan kata lain sama dengan nol), (Mulyadi, 1993 : 230).
3.  Titik impas adalah dimana jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama, akan diperoleh bilamana volume penjualan berada dititik impas, sedangkan rugi bersih diderita seandainya volume penjualan berposisi dibawah titik impas (Henry Simamora, 1999 : 163).
4. Break even point adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam kondisi tidak mendapatkan laba atau menderita rugi (Mas’ud Machfoedz, 1996 : 296).
Maka, break even point dapat diartikan suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian (total revenue= total cost) (Drs. Sumita, 1981). Apabila perusahaan hanya mempunyai biaya variabel saja, maka tidak akan muncul masalah break – even dalam perusahaan tersebut. Masalah break – even baru muncul apabila suatu perusahaan di samping mempunyai biaya variabel juga mempunyai biaya tetap. Besarnya biaya variabel secara totalitas akan berubah – ubah sesuai dengan perubahan volume produksi, sedangkan  besarnya biaya tetap secara totalitas tidak mengalami perubahan meskipun ada perubahan volume produksi (Dr. Bambang Riyanto, 1999 : 359).

Manfaat Analisis BEP


Manfaat analisis break even point adalah :
1.  Sebagai dasar atau landasan perencanaan operasional usaha untuk mencapai laba tertentu atau “profit planning”.
2.  Sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan operasi yang realisasi dengan angka perhitungan titik impas dalam alat pengendalian atau “controlling”.
3.  Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual, yaitu setelah diketahui hasil perhitungan menurut analisis titik impas dan laba yang ditargetkan.
4.  Sebagai bahan pertimbangan dalam mmengambil keputusan yang harus dilakukan oleh seorang manajer.

Asumsi BEP


Dalam mengadakan analisis break-even, digunakan asumsi – asumsi dasar sebagai berikut (Dr. Bambang Riyanto, 1999 : 360):
1. Biaya di dalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel dan golongan biaya tetap.
2. Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah – ubah secara proposionil dengan volume produksi atau penjualan. Ini berarti, bahwa biaya variabel per unitnya berubah – ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.
3.  Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan. Ini berarti, biaya tetap per unitnya adalah tetap sama.
4. Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisis.
5. Perusahaan hanya memperoduksi satu macam produk. Apabila diproduksi lebih dari satu macam produk, pertimbangan penghasilan penjualan antara masing – masing produk atau “sales mix”nya adalah tetap konstan.
Dari asumsi  - asumsi yang ada pada analisis break even point tersebut diatas, maka break even point akan berubah bila asumsi – asumsi tesebut mengalami perubahan (Martono, 2004 : 270) :
1. Adanya perubahan harga jual
Perubahan harga jual dapat berubah naik atau turun. Menurut hukum permintaan, apabila harga jual naik maka jumlah barang yang diminta oleh konsumen akan menurun. Hal ini dapat berakibat pada perubahan jumlah pernghasilan totalnya (TR). Demikian pula jika harga jual turun, maka jumlah barang yang akan diminta tetap, maka titik pulang pokok (BEP) akan turun.
2. Adanya perubahan biaya tetap atau biaya variabel
Naik turunnya biaya (biaya tetap dan biaya variabel) juga akan mempengaruhi besarnya break even point. Apabila biaya naik, berarti diperlukan barang yang lebih banyak untuk titik break even point. Sebaliknya, apabila biaya turun, maka diperlukan jumlah barang yang lebih sedikit untuk mencapai titik break-even. Besarnya penurunan yang dimaksud adalah penurunan dari penjualan yang direncanakan sampai penjualan pada titik break – even.
3.  Adanya perubahan komposisi penjualan (sales mix)
Analisis break even point merupakan analisis keuangan yang cukup lemah karena asumsinya. Asumsi break even point bahwa perusahaan hanya menjual satu macam produk hampir tidak mungkin terpenuhi.