PaRa PengUnJung

Rabu, 16 Januari 2013

Asumsi BEP


Dalam mengadakan analisis break-even, digunakan asumsi – asumsi dasar sebagai berikut (Dr. Bambang Riyanto, 1999 : 360):
1. Biaya di dalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel dan golongan biaya tetap.
2. Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah – ubah secara proposionil dengan volume produksi atau penjualan. Ini berarti, bahwa biaya variabel per unitnya berubah – ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.
3.  Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan. Ini berarti, biaya tetap per unitnya adalah tetap sama.
4. Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisis.
5. Perusahaan hanya memperoduksi satu macam produk. Apabila diproduksi lebih dari satu macam produk, pertimbangan penghasilan penjualan antara masing – masing produk atau “sales mix”nya adalah tetap konstan.
Dari asumsi  - asumsi yang ada pada analisis break even point tersebut diatas, maka break even point akan berubah bila asumsi – asumsi tesebut mengalami perubahan (Martono, 2004 : 270) :
1. Adanya perubahan harga jual
Perubahan harga jual dapat berubah naik atau turun. Menurut hukum permintaan, apabila harga jual naik maka jumlah barang yang diminta oleh konsumen akan menurun. Hal ini dapat berakibat pada perubahan jumlah pernghasilan totalnya (TR). Demikian pula jika harga jual turun, maka jumlah barang yang akan diminta tetap, maka titik pulang pokok (BEP) akan turun.
2. Adanya perubahan biaya tetap atau biaya variabel
Naik turunnya biaya (biaya tetap dan biaya variabel) juga akan mempengaruhi besarnya break even point. Apabila biaya naik, berarti diperlukan barang yang lebih banyak untuk titik break even point. Sebaliknya, apabila biaya turun, maka diperlukan jumlah barang yang lebih sedikit untuk mencapai titik break-even. Besarnya penurunan yang dimaksud adalah penurunan dari penjualan yang direncanakan sampai penjualan pada titik break – even.
3.  Adanya perubahan komposisi penjualan (sales mix)
Analisis break even point merupakan analisis keuangan yang cukup lemah karena asumsinya. Asumsi break even point bahwa perusahaan hanya menjual satu macam produk hampir tidak mungkin terpenuhi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar