PaRa PengUnJung

Rabu, 16 Januari 2013

Strategi Pemasaran


Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Oleh karena itu, strategi pemasaran didefinisikan sebagai analisis, strategi pengembangan dan pelaksanaan kegiatan dalam pemilihan strategi pasar sasaran produk pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan pemasaran, dan pengembangan, pelaksanaan serta pengelolaan strategi program pemasaran penentuan posisi pasar yang dirancang untuk memenuhi keinginan konsumen pasar sasaran.
     Faktor situsional dan persaingan yang harus dihadapi organisasi menjadi perhatian dalam pemilihan strategi pemasaran. Sebagai contoh, sewaktu manajemen mengembangkan strategi untuk memasuki pasar baru dapat dimanfaatkan dan permasalahan strategi dan pedoman strategi untuk memasuki pasar baru.
     Menurut Husein Umar (2003:57), perilaku konsumen terhadap suatu objek sangat dipengaruhi oleh keyakinan seseorang pada suatu produk.
     Oleh sebab itu, dibutuhkan mekanisme yang yang dapat mengkoordinasi program– program itu sejalan dan terintegrasi dengan sinergestik. Mekanisme ini disebut strategi pemasaran.

SWOT


     Analisis lingkungan internal merupakan semua macam manajemen fungsional: pemasaran, keuangan, operasional, sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, system informasi manajemen dan budaya perusahaan (Corporate culture). Dari penugasan faktor internal perusahaan dapat mengidentifikasikan kekuatan (Strenght) dan kelemahan (Weaknesses) yang dimiliki.
     Analisis lingkungan eksternal merupakan lingkungan bisnis yang melingkupi operasi perusahaan yang dapat menimbulkan adanya peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) bisnis. Secara umum, sebuah unit bisnis harus memantau gaya lingkungan makro yang penting (demografis ekonomi, teknologi, politik-legal dan sosial budaya) dan pelaku lingkungan makro (pelanggan, pesaing, distributor dan pemasok) yang mempengaruhi kemampuannya untuk mendapatkan laba.
     Salah satu tujuan utama dari pemantauan lingkungan adalah mengenali peluang pasar baru. Peluang besar adalah bidang kebutuhan atau minat potensial pembeli yang bisa dijalankan secara menguntungkan oleh perusahaan. Peluang bisa muncul dalam bentuk dan pemasar harus terampil untuk mengenalinya.
     Beberapa perkembangan dilingkungan eksternal menimbulkan ancaman. Ancaman lingkungan adalah tantangan yang muncul dari kecendrungan atau perkembangan yang tidak diinginkan, yang menimbulkan pengurangan penjualan atau laba, jika tidak ada tindakan pemasaran bertahan.
     Empat hasil yang diperoleh sebagai berikut :
·         Bisnis ideal, memiliki peluang utama yang besar dan ancaman utama yang kecil.
·         Bisnis spekulatif, baik peluang maupun ancaman utamanya besar.
·         Bisnis dewasa, baik peluang maupun ancaman utamanya kecil.
·         Bisnis bermasalah, memiliki peluang yang kecil dan ancaman yang besar.
     Dengan kata lain perusahaan akan mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan ketika kekuatan perusahaan melebihi kelemahan yang dimiliki. Oleh karena itu, perusahaan tersebut mampu mengeksploitasi peluang bisnis yang ada meminimalkan ancaman bisnis yang mengelilinginya. Hal inilah yang disebut sebagai analisis SWOT (Strenght, Weaknesses, Opportunities, Threats).

Strategi Pemasaran


Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Oleh karena itu, strategi pemasaran didefinisikan sebagai analisis, strategi pengembangan dan pelaksanaan kegiatan dalam pemilihan strategi pasar sasaran produk pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan pemasaran, dan pengembangan, pelaksanaan serta pengelolaan strategi program pemasaran penentuan posisi pasar yang dirancang untuk memenuhi keinginan konsumen pasar sasaran.
     Faktor situsional dan persaingan yang harus dihadapi organisasi menjadi perhatian dalam pemilihan strategi pemasaran. Sebagai contoh, sewaktu manajemen mengembangkan strategi untuk memasuki pasar baru dapat dimanfaatkan dan permasalahan strategi dan pedoman strategi untuk memasuki pasar baru.
     Menurut Husein Umar (2003:57), perilaku konsumen terhadap suatu objek sangat dipengaruhi oleh keyakinan seseorang pada suatu produk.
     Oleh sebab itu, dibutuhkan mekanisme yang yang dapat mengkoordinasi program– program itu sejalan dan terintegrasi dengan sinergestik. Mekanisme ini disebut strategi pemasaran.

Pemasaran


     Apa sebenarnya arti pemasaran? Banyak juga yang menduga pemasaran hanya penjualan dan periklanan. Walaupun penting, penjualan dan periklanan hanya dua dari banyak fungsi pemasaran. Oleh karena itu, perusahaan wajib berusaha memahami dan memuaskan kebutuhan pelanggan.
     Sebelum membahas mengenai pengertian manajemen pemasaran, terlebih dahulu perlu diketahui apa yang di maksud pemasaran. Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,  mempromosikan, dan mendistribusikan barang atau  jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli (konsumen) yang ada maupun pembeli potensial.
     Jadi dapatlah dikatakan bahwa pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang atau jasa kepada kelompok pembeli. Kegiatan – kegiatan  tersebut beroperasi didalam suatu lingkungan yang dibatasi oleh sumber – sumber dari perusahaan itu sendiri, peraturan-peraturan maupun konsekuensi sosial dari perusahaan. Pada umumnya dalam pemasaran perusahaan berusaha menghasilkan laba dari penjualan dan jasa yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pembeli. Selain itu, pemasaran juga dilakukan untuk mengembangkan, mempromosikan, dan mendistribusikan program – program dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
     Definisi manajemen pemasaran menurut Philip Kotler (2002:9) adalah suatu proses sosial uang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
     Definisi manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penentapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran – sasaran individu dan organisasi. Manajemen pemasaran tidak saja menyangkut pencarian dan peningkatan permintaan, tetapi juga menyangkut pengubahan atau bahkan pengurangannya.
     Kegiatan pemasaran dulunya hanya dikenal dengan kegiatan distribusi dari penjualan. Sekarang, menjadi luas yaitu sebagaimana cara produsen menarik keuntungan yang baik tidaklah cukup dengan menghasilkan produk yang baik, melainkan juga bagaiman memasarkan produk tersebut. Oleh karena itu kegiatan pemasaran sekarang menjadi suatu kegiatan kompleks. Untuk itu suatu perusahaan yang ingin maju didalam usahanya harus memahami masalah pemasaran.
     Jadi, manajemen pemasaran bertugas mempengaruhi tingkat, waktu, dan komposisi permintaan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya. Manajemen pemasaran pada intinya adalah manajemen permintaaan.
     Tugas pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan.

Pengertian BEP


Analisis break even point adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Oleh karena analisis tersebut mempelajari hubungan antara biaya keuntungan – volume kegiatan, maka analisis tersebut sering pula disebut cost, volume, profit (CPV) analysis (Handono Mardiyanto, 2009 : 87).
Untuk lebih jelasnya, saya kutip dari beberapa pendapat :
1.  Titik impas adalah dimana hasil penjualan (revenue) yang diperoleh perusahaan hanya mampu menutup biaya operasional, dalam hal ini perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak mengalami keuntungan (Hendra S. Raharjaputra, 2009 : 128).
2.  Analisis titik impas adalah suatu cara untuk mengetahui berapa volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak mengalami rugi, tetapi juga tidak memperoleh laba (dengan kata lain sama dengan nol), (Mulyadi, 1993 : 230).
3.  Titik impas adalah dimana jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama, akan diperoleh bilamana volume penjualan berada dititik impas, sedangkan rugi bersih diderita seandainya volume penjualan berposisi dibawah titik impas (Henry Simamora, 1999 : 163).
4. Break even point adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam kondisi tidak mendapatkan laba atau menderita rugi (Mas’ud Machfoedz, 1996 : 296).
Maka, break even point dapat diartikan suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian (total revenue= total cost) (Drs. Sumita, 1981). Apabila perusahaan hanya mempunyai biaya variabel saja, maka tidak akan muncul masalah break – even dalam perusahaan tersebut. Masalah break – even baru muncul apabila suatu perusahaan di samping mempunyai biaya variabel juga mempunyai biaya tetap. Besarnya biaya variabel secara totalitas akan berubah – ubah sesuai dengan perubahan volume produksi, sedangkan  besarnya biaya tetap secara totalitas tidak mengalami perubahan meskipun ada perubahan volume produksi (Dr. Bambang Riyanto, 1999 : 359).

Manfaat Analisis BEP


Manfaat analisis break even point adalah :
1.  Sebagai dasar atau landasan perencanaan operasional usaha untuk mencapai laba tertentu atau “profit planning”.
2.  Sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan operasi yang realisasi dengan angka perhitungan titik impas dalam alat pengendalian atau “controlling”.
3.  Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual, yaitu setelah diketahui hasil perhitungan menurut analisis titik impas dan laba yang ditargetkan.
4.  Sebagai bahan pertimbangan dalam mmengambil keputusan yang harus dilakukan oleh seorang manajer.

Asumsi BEP


Dalam mengadakan analisis break-even, digunakan asumsi – asumsi dasar sebagai berikut (Dr. Bambang Riyanto, 1999 : 360):
1. Biaya di dalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel dan golongan biaya tetap.
2. Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah – ubah secara proposionil dengan volume produksi atau penjualan. Ini berarti, bahwa biaya variabel per unitnya berubah – ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.
3.  Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan. Ini berarti, biaya tetap per unitnya adalah tetap sama.
4. Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisis.
5. Perusahaan hanya memperoduksi satu macam produk. Apabila diproduksi lebih dari satu macam produk, pertimbangan penghasilan penjualan antara masing – masing produk atau “sales mix”nya adalah tetap konstan.
Dari asumsi  - asumsi yang ada pada analisis break even point tersebut diatas, maka break even point akan berubah bila asumsi – asumsi tesebut mengalami perubahan (Martono, 2004 : 270) :
1. Adanya perubahan harga jual
Perubahan harga jual dapat berubah naik atau turun. Menurut hukum permintaan, apabila harga jual naik maka jumlah barang yang diminta oleh konsumen akan menurun. Hal ini dapat berakibat pada perubahan jumlah pernghasilan totalnya (TR). Demikian pula jika harga jual turun, maka jumlah barang yang akan diminta tetap, maka titik pulang pokok (BEP) akan turun.
2. Adanya perubahan biaya tetap atau biaya variabel
Naik turunnya biaya (biaya tetap dan biaya variabel) juga akan mempengaruhi besarnya break even point. Apabila biaya naik, berarti diperlukan barang yang lebih banyak untuk titik break even point. Sebaliknya, apabila biaya turun, maka diperlukan jumlah barang yang lebih sedikit untuk mencapai titik break-even. Besarnya penurunan yang dimaksud adalah penurunan dari penjualan yang direncanakan sampai penjualan pada titik break – even.
3.  Adanya perubahan komposisi penjualan (sales mix)
Analisis break even point merupakan analisis keuangan yang cukup lemah karena asumsinya. Asumsi break even point bahwa perusahaan hanya menjual satu macam produk hampir tidak mungkin terpenuhi.

Pengertian BEP


Analisis break even point adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Oleh karena analisis tersebut mempelajari hubungan antara biaya keuntungan – volume kegiatan, maka analisis tersebut sering pula disebut cost, volume, profit (CPV) analysis (Handono Mardiyanto, 2009 : 87).
Untuk lebih jelasnya, saya kutip dari beberapa pendapat :
1.  Titik impas adalah dimana hasil penjualan (revenue) yang diperoleh perusahaan hanya mampu menutup biaya operasional, dalam hal ini perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak mengalami keuntungan (Hendra S. Raharjaputra, 2009 : 128).
2.  Analisis titik impas adalah suatu cara untuk mengetahui berapa volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak mengalami rugi, tetapi juga tidak memperoleh laba (dengan kata lain sama dengan nol), (Mulyadi, 1993 : 230).
3.  Titik impas adalah dimana jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama, akan diperoleh bilamana volume penjualan berada dititik impas, sedangkan rugi bersih diderita seandainya volume penjualan berposisi dibawah titik impas (Henry Simamora, 1999 : 163).
4. Break even point adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam kondisi tidak mendapatkan laba atau menderita rugi (Mas’ud Machfoedz, 1996 : 296).
Maka, break even point dapat diartikan suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian (total revenue= total cost) (Drs. Sumita, 1981). Apabila perusahaan hanya mempunyai biaya variabel saja, maka tidak akan muncul masalah break – even dalam perusahaan tersebut. Masalah break – even baru muncul apabila suatu perusahaan di samping mempunyai biaya variabel juga mempunyai biaya tetap. Besarnya biaya variabel secara totalitas akan berubah – ubah sesuai dengan perubahan volume produksi, sedangkan  besarnya biaya tetap secara totalitas tidak mengalami perubahan meskipun ada perubahan volume produksi (Dr. Bambang Riyanto, 1999 : 359).

PI BAB 1 -1


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Suatu perusahaan yang didirikan pada hakekatnya memiliki suatu tujuan dalam menghasilkan, membuat dan meraih tingkat keuntungan yang sebesar – besarnya. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan umumnya ditandai dengan kemampuan manajemennya dalam melihat kemungkinan atau kesempatan dimasa yang akan datang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dan salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan, karena perencanaan merupakan salah satu faktor penting perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan di masa yang akan datang. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba sesuai dengan kemampuan perusahaan, oleh karena itu untuk memperoleh laba perlu disusun perencanaan laba agar kemampuan yang dimiliki perusahaan dapat terkoordinasi dalam mencapai tujuan tersebut.
Kegiatan pokok manajemen dalam perencanaan perusahaan adalah pengambilan keputusan dalam memilih berbagai macam alternatif dan perumusan kebijakan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang. Ukuran seringkali dipakai untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh perusahaan. Laba terutama dipengaruhi oleh tiga faktor : volume produk yang dijual, harga jual produk, dan biaya.
Break even point adalah suatu tehnik dalam perencanaan laba dalam jangka pendek atau dalam suatu periode tertentu dengan mendasarkan analisanya pada variabelitas penghasilan penjualan maupun biaya terhadap volume kegiatan, sehingga dengan tehnik break even point  dapat digunakan sebagai alasan didalam perencanaan laba yang baik dalam jangka pendek. Dalam hal ini pihak manajemen harus mampu menekan biaya operasional serendah mungkin dengan mempertahankan dan menentukan tingkat penjualan serta harga jual yang telah ditentukan untuk memperoleh laba.
Berhubungan dengan peningkatan usaha dan perolehan yang dicantumkan dalam perencanaan laba tidak terlepas dari biaya yang dikeluarkan, baik biaya variabel dan biaya tetap. Apabila digunakan konsep contribution margin maka break even point akan tercapai pada volume penjualan dimana contribution margin sama besarnya dengan biaya tetapnya.
Sehubungan dengan uraian diatas dan mengingat pentingnya analisa break even point dalam mencapai laba, maka judul yang diambil dalam penulisan ilmiah ini adalah “ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA PABRIK TAHU BANDUNG ANNISA”.

Kamis, 03 Januari 2013

The Big 4 part. 4



 PricewaterhouseCoopers

PricewaterhouseCoopers (PwC) adalah kantor jasa professional terbesar di dunia saat ini dan mempekerjakan lebih dari 130.000 profesional di 148 negara.. Kantor ini dibentuk pada tahun 1998 dari penggabungan usaha antara Price Waterhouse dan Coopers & Lybrand. Di Amerika Serikat kantor ini beroperasi dengan nama PricewaterhouseCoopers LLP yang merupakan perusahaan swasta terbesar keenam.
Kantor ini dibentuk dengan adanya penggabungan usaha dari dua kantor besar yaitu Price Waterhouse dan Coopers & Lybrand. Kedua kantor ini memiliki sejarah panjang sejak abad ke-19.

Price Waterhouse
Samuel Price, seorang akuntan, mulai praktik di London pada tahun 1849. Dalam tahun 1865 Price membuat persekutuan dengan William Holyland dan Edwin Waterhouse. Sejak tahun 1874 kantor ini kemudian dikenal dengan nama Price, Waterhouse & Co. Holyland akhirnya meninggalkan persekutuan itu dan kemudian huruf '& Co' dan koma dihilangkan dari nama kantor tersebut. Di akhir tahun 1800-an, Price Waterhouse mendapat pengakuan sebagai suatu kantor akuntan publik tepercaya. Dengan berkembangnya perdagangan antara Britania Raya dan Amerika Serikat, tahun 1890 Price Waterhouse membuka kantornya di New York dan berkembang dengan sangat pesatnya. Kantor asalnya di Inggris juga membuka banyak kantor di negara-negara Persemakmuran Inggris. Setiap kali mendirikan persekutuan terpisah di setiap negara, setiap sekutu yang diberikan insentif yang baik untuk meluaskan praktik lokalnya. Jadi kegiatan PW di seluruh dunia merupakan suatu gabungan kantor-kantor lokal yang berkembang secara alamiah dibandingkan dengan merupakan hasil dari penggabungan usaha internasional.
Coopers & Lybrand
Coopers & Lybrand didirikan dalam abad ke-19. Dalam tahun 1854 William Cooper mulai berpraktik di London, 7 tahun kemudian berganti nama menjadi Cooper Brothers saat ketiga saudaranya bergabung. Di Amerika Serikat dalam tahun 1898 Robert H. Montgomery, William M. Lybrand, Adam A. Ross Jr. dan kakaknya T. Edward Ross mendirikan Lybrand, Ross Brothers and Montgomery. Coopers & Lybrand merupakan hasil penggabungan antara Cooper Brothers & Co; Lybrand, Ross Bros & Montgomery dan sebuah kantor dari Kanada McDonald, Currie and Co. dalam tahun 1957. Dalam tahun 1990 Coopers & Lybrand bergabung dengan Deloitte Haskins & Sells di Britania Raya, namun sebagian dari Deloitte bergabung dengan Touche Ross dan membentuk Deloitte Touche Tohmatsu.
Untuk menambah pembentukan kantor di berbagai ibukota utama dunia, seringkali PW atau Cooper menggabungkan diri dengan kantor akuntan lokal. Dengan cara ini terbentuklah kantor-kantor di tiap negara dan menggelembungkan jumlah kantornya agar bisa menawarkan jasanya dimanapun mereka berada. Pertumbuhan juga dirasakan dengan bertambahnya kebutuhan audit khususnya setelah Depresi Hebat dalam tahun 1920-an dan 1930-an dan juga dengan bertambah kompleksnya perpajakan.
Sebagai kelanjutan usahanya dalam memperoleh skala ekonomis, PW dan Arthur Andersen membicarakan suatu penggabungan dalam tahun 1989, namun akhirnya negosiasi ini gagal terutama karena adanya konflik kepentingan contohnya keterkaitan bisnis Andersen dengan IBM padahal PW mengaudit IBM. Tahun 1998 Price Waterhouse dan Coopers & Lybrand bergabung dan membentuk PricewaterhouseCoopers. Tahun berikutnya, menggabungkan PwC dengan Grant Thornton gagal. Oleh karena berkurangnya jumlah kantor-kantor besar, sepertinya otoritas pengatur kompetisi akan sulit meluluskan izin penggabungan usaha.

Struktur dan jenis jasa
Bentuk hukum suatu persekutuan sangat berbeda dengan suatu perusahaan dan sebenarnya secara global kantor ini merupakan gabungan dari kantor-kantor anggota yang mempunyai otonomi sendiri dalam masing-masing jurisdiksi negaranya masing-masing. Rekan senior dari kantor-kantor anggota duduk dalam suatu jajaran direksi yang merupakan payung organisasi yang dinamakan PricewaterhouseCoopers International Limited, suatu perusahaan yang di Britania Raya yang melakukan koordinasi. Saat ini, secara global dipimpin oleh Samuel A. DiPiazza Jr, (52 tahun), seorang rekan ex-Coopers & Lybrand.
PricewaterhouseCoopers memberikan bidang jasa di banyak negara di antaranya:
  • Audit dan Atestasi,
  • Perpajakan, (perencanaan dan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan)
  • Konsultansi, termasuk pemantapan kinerja, transaksi dan penggabungan usaha serta akuisisi, dan manajemen krisis dalam berbagai area spesialisasi seperti jasa konsultansi akuntansi dan aktuarial
Daftar klien
Pada Maret 2005, klien audit PricewaterhouseCoopers termasuk empat dari sepuluh perusahaan publik terbesar di Amerika Serikat (ExxonMobil, Ford Motor Company, ChevronTexaco dan IBM). PwC juga mengaudit empat dari sepuluh perusahaan terbesar di Britania Raya (GlaxoSmithKline, Royal Dutch Shell, Barclays dan Lloyds TSB).
Klien besar PwC lain di antaranya American International Group, Freddie Mac, Bank of America, JP Morgan Chase, Tesco, Unilever, dan Academy of Motion Picture Arts and Sciences, yang melakukan tabulasi pemungutan suara untuk Academy Awards.

The Big 4 part. 3



 Ernst & Young

Ernst & Young merupakan perusahaan global yang terdiri dari sejumlah perusahaan anggota. EY Global bermarkas di London, EY AS di New York, dan EY Indonesia di Jakarta.

Amerika Serikat dan Britania Raya
Perusahaan (persekutuan/perserikatan) ini merupakan hasil dari serangkaian merger dari perusahaan-perusahaan pendahulunya. Persekutuan tertua didirikan pada tahun 1849 di Inggris dengan nama Harding & Pullein. Pada tahun itu juga, Frederick Whinney bergabung. Dia kemudian menjadi partner pada tahun 1859. Pada tahun 1894, seiring dengan bergabungnya anak-anaknya, persekutuan tersebut berganti nama menjadi Whinney, Smith & Whinney.
Pada tahun 1903, perusahaan Ernst & Ernst didirikan di Cleveland oleh Alwin dan Theodore Ernst. Pada tahun 1906, Arthur Young & Company didirikan di Chicago oleh Arthur Young.
Pada awal tahun 1924, perusahaan-perusahaan AS tersebut beraliansi dengan perusahaan dari Britania Raya, Young dengan Broad Paterson & Co, dan Ernst dengan Whinney, Smith & Whinney. Pada 1979, Ernst & Whinney terbentuk dan menjadi firma akuntansi keempat terbesar di dunia. Pada tahun 1989, peringkat empat bergabung dengan peringkat lima, Arthur Young, sehingga tercipta Ernst & Young ("EY").

Indonesia
Di Indonesia, EY berafiliasi dengan Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (PSS). Klien utama Ernst & Young antara lain :

  • Pertamina sudah dicuri PWC
  • Bank Negara Indonesia (BNI)
  • Bank Rakyat Indonesia (BRI)
  • PT Krakatau Steel & Group
  •  Coca Cola Bottling Indonesia
  • Indosat


Struktur global
Setiap negara anggota EY dikelola sebagai bagian dari salah satu dari lima wilayah:
  • Eropa, Timur Tengah, India & Afrika (EMEIA)
  • Amerika
  • Timur Jauh
  • Oseania
  • Jepang
Setiap wilayah memiliki sebuah tim manajemen tunggal, dipimpin oleh seorang Area Managing Partner yang duduk dalam Dewan Eksekutif Global (Global Executive Board). Seluruh wilayah mengintegrasikan model bisnis mereka.

Lini jasa dan pertumbuhan
EY memiliki empat lini jasa utama:
  • Assurance, yaitu audit keuangan (assurance pokok) yang menyumbangkan 54% dari total pendapatan pada 2007.
  • Tax, meliputi Business Tax Compliance, Human Capital, Indirect Tax, International Tax Services, Tax Accounting & Risk Advisory Services, dan Transaction Tax, dengan kontribusi pendapatan pada 2007 sebesar 22%.
  • Transactions meliputi due diligence komersial, keuangan, real estat, dan pajak, merger & akuisisi, penilaian & pemodelan bisnis, restrukturisasi korporasi, dan jasa integrasi. Dikenal sebagai Transaction Advisory Services (TAS).
  • Advisory, meliputi Technology and Security Risk Services (TSRS), Fraud Investigation and Dispute Services (FIDS), dan Business Risk Services (BRS). Sebelumnya lini jasa ini disatukan dengan Assurance dalam Assurance and Advisory Business Services (AABS). Lini jasa ini menyumbangkan 12% pendapatan pada 2007.
Bisnis jasa konsultasi EY berkembang sangat pesat selama tahun 1980-an dan 1990-an. Oleh karenanya U.S. Securities and Exchange Commission (Bapepam Amerika Serikat) dan anggota komunitas investasi sangat mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan antara jasa konsultasi dan audit. Namun demikian, EY adalah yang pertama dari the Big Four auditors yang kemudian secara resmi melakukan pemisahan secara penuh atas kegiatan bisnis sistem integrasi dan praktik auditnya.

Klien audit global besar
Ernst & Young adalah auditor dari banyak perusahaan utama di Fortune 1000 seperti :

  • AOL Time Warner
  • Wal-Mart
  • Amazon.com
  • 3M
  • Oracle
  • McDonald’s
  •  Google
  • Intel
  •  Hewlett-Packard
  •  Coca-Cola
  • Verizon.